Senin, 26 Januari 2015

Gambaran Usaha Budidaya Penggemukan Sapi

Ilustrasi Ternak Sapi Penggemukan
Ternak sapi merupakan sebuah kegiatan wirausaha yang mungkin saat ini menjanjikan. Harga daging dan ternak sapi relatif masih tinggi dan akan tetap stabil jika pemerintah bisa menstabilkan harga. Cara menstabilkan harga ini bisa dilakukan dengan meningkatkan tata kelola beternak sapi. Memperbaiki tata kelola beternak sapi jauh lebih penting dan baik daripada mengimpor
sapi.

Saat ini untuk menstabilakan harga daging dan ternak sapi, pemerintah memilih jalan impor daging dan ternak sapi siap potong. Jika hal ini terus menerus dilakukan, peternak yang akan mendapatkan masalahnya. Harga daging sapi akan cenderung turun karena banyak daging dan sapi siap konsumsi sehingga ada persaingan harga dengan peternak lokal.

Jika mau melihat kembali perhitungan yang muncul dari usaha peternakan jelas peternak akan mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan. Akan tetapi memang perlu peningkatan kapasitas dalam beternak. Jika melihat kondisi saat ini peternak belum memandang soal produksi. Sebagian masyarakat kita juga berpendapat bahwa beternak masih bersifat klanegenan atau hiburan saja.

Berikut ini adalah gambaran usaha beternak sapi potong yang mungkin berguna bagi kawan-kawan buruh migran yang hendak berwirausaha. Lahan yang digunakan untuk beternak sapi kalau bisa merupakan tanah pekarangan yang belum dimanfaatkan dan tidak diperhitungkan untuk sewa lahannya. Sapi bakalan yang dipelihara sebanyak 10 ekor dengan harga awal Rp. 7.500.000/ekor dengan berat badan awal sekitar 250 kg/ekor. Sapi dipelihara selama satu periode atau 5 bulan dengan penambahan berat badan sekitar 0,8-1,2 kg/ekor dengan biaya Rp.400.000/bulan.

Penyusutan kandang 20 % / tahun dengan demikian penyusutan untuk satu periode. 10
ekor sapi membutuhkan obat-obatan sebesar Rp. 50.000/ekor/periode. Tenaga kerja 1 orang dengan gaji Rp. 750.000/bulan. Peralatan kandang yang dibutuhkan sebesar Rp. 250.000/periode. Kotoran yang dihasilkan selama 1 periode sebanyak 6.000 kg yang bisa dijual lagi dengan harga Rp. 200/kg.

Pakan yang diperlukan untuk satu periode adalah :
HMT 20 kg x 10 x 150 xRp.500
Konsentrat 3 kg x 10 x 150 x Rp. 1.500
Pakan tambahan 3 kg x 10 x 150 x Rp. 500

Modal Usaha :
1. Pembuatan kandang 30 meter x Rp. 400.000 –> Rp. 12.000.000
2. Peralatan kandang –> Rp. 500.000

Biaya Variabel :
1. Sapi bakalan 10 x 250 kg x Rp. 30.000 –> Rp. 75.000.000
2. HMT (pakan) –> Rp. 10.000.000
3. Konsentrat (pakan) –> Rp. 6.750.000
4. Pakan Tambahan –> Rp. 2.250.000
Total Biaya Variabel –> Rp. 93.000.000

Biaya Tetap :
1. Tenaga Kerja 1 orang x 5 x Rp. 750.000 –> Rp. 3.750.000
2. Penyusustan kandang 10 % x Rp. 12.000.000 –> Rp. 1.200.000
3. Penyusutan peralatan –> Rp. 250.000
Total Modal Tetap –> Rp. 5.200.000

Total biaya untuk usaha = Rp. 93.000.000 + Rp. 5.200.000 = Rp. 98.200.000

Penerimaan
Penerimaan didapat dari penjualan sapi dan kotoran. Penambahan berat badan sapi 1 kg x 150 = 150 kg/ekor/periode dan berat badan sapi sekarang untuk setiap ekor adalah 400 kg. Berat keseluruhan sapi adalah 10 x 400 kg = 4.000 kg dengan harga daging sapi Rp. 30.000/kg. Sehingga penerimaan yang didapat dari penjualan daging adalah Rp. 120.000.000. Sedangkan penerimaan yang didapat dari penjualan kotoran ternak 6.000 x Rp. 200 = Rp. 1.200.000

Total penerimaan adalah Rp. 120.000.000 + Rp. 1.200.000 = Rp. 121.000.000. Keuntunganya adalah Rp. 121.000.000 (penerimaan)– Rp. 98.200.000 (pengeluaran)= Rp. 22.800.000
B/C Ratio = Rp. 121.000.000 : Rp. 22.800.000 = 5,3

Meskipun usaha penggemukan sapi memiliki peluang cukup besar namun bukan berarti tanpa ada kendala. Ada sejumlah kendala-kendala yang umum terjadi pada peternak sapi seperti modal besar di awal pemeliharaan, sulit untuk memperoleh pakan sapi berkualitas, harga daging sapi potong yang tidak sebanding dengan biaya pakan, kenaikan bobot badan sapi yang tidak optimal karena serangan penyakit, dan pemasaran sapi potong bagi peternak pemula.

Muhamad Amrun
Pegiat Ekonomi Desa/Alumni Kedokteran Hewan UGM

Note : Ditulis oleh penulis tg.17 Juni 2014
Sumber : http://buruhmigran.or.id/2014/06/17/gambaran-usaha-budidaya-penggemukan-sapi/

0 komentar:

Posting Komentar