Letjend Djaja Suparman

Bapak Djaja Suparman adalah Ketua Dewan Pembina Komitra Pusat. Tampak dalam gambar ketika beliau menghadiri sekaligus melantik perwakilan-perwakilan Banten, Jabar, Jateng dan Jawa Timur

Kabul Subahit, ST

Bapak satu anak ini adalah komandan tempur Komitra Klaten 2. Berpengalaman dalam mengelola usaha pertanian dan perdagangan, maka dipundak beliaulah keberhasilan Komitra Klaten 2 digantungkan.

The Dream team Komitra Klaten 2

Wajah-wajah optimis pengurus Komitra Klaten 2, siap menerima paket program pemberdayaan masyarakat dari Komitra Pusat

Study Banding bersama DPC HKTI Klaten

Diatas langit masih ada langit. Seberapapun pintar dan pandainya kita tetap masih ada yang lebih pintar dari kita, maka jangan takabur dengan pintar dan pandainya kita. Study banding adalaah salah satu ngangsu kawruh untuk sedikit men-delete kebodohan kita.

Jeruk Ratoto

Namanya "kasar" untuk ukuran kita. Tapi jeruk itu memang besar sekali, oleh-oleh pengalaman dari study banding ke Malang

Sabtu, 31 Januari 2015

Surat Keputusan KOMITRA KLATEN 2


Seminar Bersama HKTI Klaten - Komitra Klaten 2, Klaten Kabupaten Agropolitan

Selasa tg. 27 Januari 2015 kemarin HKTI DPC Klaten dan Komitra Klaten 2 menyelenggarakan Seminar  Klaten Kabupaten Agropolitan.Hadir sebagai pembicara adalah bpk bupati kepala daerah tk. 2 Klaten bpk. H. Soenarno.

Klaten memang potensi untuk dikembangkan sebagai kabupaten Agropolitan karena banyaknya buah-buahan yang ada di Klaten seperti durian, nangka, mangga, rambutan dan lain-lain. Bahkan untuk durian sudah cukup dikenal hingga Solo Raya, Jogja dan Magelang.
 





Selasa, 27 Januari 2015

Ance, Jutawan Larva Ikan Bawal



suksesikanbawal

KOMPAS.com — Sejak sekolah dasar, ia sudah berjualan gorengan. Pernah menjual sayuran, menjadi kondektur, mengajarkan les privat, dan ketika mahasiswa, Ance Trio Marta berdagang roti keliling. Kini ia menjadi jutawan karena ikan bawal air tawar.

Tak banyak anak muda, apalagi mahasiswa, yang meyakini masa depan perikanan. Sarjana perikanan pun banyak yang menyerah dan memilih usaha lain.Tetapi, Ance Trio Marta yang waktu itu mahasiswa—sekitar tiga tahun lalu—yakin bahwa perikanan itu "seksi" dan potensial. Keyakinan itu membawanya sukses dan terpilih sebagai juara I Wirausaha Muda Mandiri 2010
.
Sudah banyak kabar tersiar tentang pengusaha yang terpuruk di bisnis kolam ikan. Namun, Ance tak gentar. Hasilnya, ia juga berkali-kali gagal, tetapi tetap bersemangat.Ketertarikan Ance di bisnis ikan dimulai dari "kecelakaan". "Waktu itu, 18 September 2007, saya mengantar teman membeli tanah," ujar Ance menceritakan perjalanan pertamanya ke Desa Cibuntu Kulon, Kecamatan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
"Waktu itu, saya lihat ada bak sampah di bekas kolam yang tidak dipelihara. Kolam itu kemudian saya sewa Rp 300.000 per tahun. Luasnya sekitar 500 meter persegi," tuturnya.

"Saya coba menebar ikan lele, tetapi empat kali rugi. Saya pindah ke kolam lain dan berhasil. Ternyata, kolam pertama terlalu dingin, enggak cocok untuk lele," kenangnya. Bekas kolam itu kini menjadi kolam pembibitan ikan bawal.

Ketika itu, Ance berhasil di bisnis lele, tetapi kemudian rugi Rp 120 juta. "Padahal, itu uang investasi dari teman-teman. Saya bingung, mau lanjut kuliah atau kerja untuk melunasi utang," ujarnya.
Ia memilih bertahan dengan beralih pada pembenihan ikan. Sempat putus asa karena tak punya modal, tahun 2008 dia membuat profil usaha di situs web layanan direktori usaha.
 

"Saya sebutkan bahwa saya menjual segala jenis bibit ikan. Dari internet itu, ada yang mengontak saya, order bibit ikan," kata Ance yang mencari bibit ikan ke berbagai daerah. Dia telusuri asal-usul bibit ikan. "Dari situlah saya tahu kebutuhan konsumsi ikan dan pasokan bibit. Saya menjadi tahu seluk-beluk pembibitan, pembesaran, dan pemasarannya," katanya.
"Saya sempat menjadi calo bibit ikan selama tiga bulan. Dari usaha itu saya mendapat keuntungan. Uangnya saya pakai membeli indukan bawal," katanya.

Tragisnya, indukan yang berharga itu dicuri. Dia sempat terguncang karena duit yang digunakan untuk membeli indukan itu merupakan tabungan yang dikumpulkan sedikit demi sedikit.
"Uang saya ludes, tersisa Rp 300.000. Dari jumlah itu, yang Rp 200.000 saya berikan kepada pegawai, Pak Mantri namanya. Saya bilang kepada dia, itu uang hasil keuntungan bisnis kolam," katanya.
"Kita untung Pak, tetapi masalahnya saya tak punya modal karena indukan dicuri. Apa Bapak punya sertifikat tanah yang bisa digunakan untuk modal?" kata Ance, menirukan ucapannya ketika itu kepada Pak Mantri.Pak Mantri pun merelakan sertifikat tanahnya dijadikan agunan bank. 


Tahun 2008 ia mendapat kredit Rp 10 juta untuk modal dasar membeli indukan ikan bawal.
"Saya membeli indukan 3 kuintal, sekitar 100 ekor. Saya berkonsentrasi pada penyediaan larva ikan bawal," katanya. Hari demi hari ia lewati dengan target pertama mengembalikan utang.

Masa lalu
Ance bercerita, ayahnya seorang kontraktor di Riau. Tetapi, karena suatu hal, sang ayah bangkrut dan asetnya dijual guna menutupi kebangkrutan. "Kami pindah dari kota ke kampung. Saat itu saya kelas III SD."
Di kampung, orangtuanya bertani untuk mempertahankan hidup. "Orangtua saya petani biasa, menanam cabai, tomat, dan apa saja yang bisa ditanam di kebun," katanya.

Maka, saat di kelas IV SD, Ance memulai usaha. "Saya menjual apa pun, seperti gorengan di sekolah. Saya juga dagang sayuran, orangtua tak tahu-menahu soal ini. Duitnya saya gunakan membeli buku," katanya.
Ance juga menjadi kondektur mobil angkutan. "Ketika SMA, saya menjadi guru privat mengajar Bahasa Inggris untuk siswa SD. Nilai uangnya tak seberapa, tetapi buat saya, semangat kerja itu yang penting," katanya.

Walau sibuk, prestasi akademisnya tak mengecewakan. "Di SMP saya juara umum, sewaktu SMA masuk lima besar," katanya.Kondisi ekonomi keluarga pun tak membuat langkah Ance surut untuk menikmati bangku kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). "Baju dan sepatu ketika SMA saya bawa semua ke Bogor biar bisa berhemat," katanya.

Sampai di Bogor, ia mulai memutar otak untuk membiayai kuliah. Ketika masih semester I di IPB tahun 2005, ia berdagang roti keliling ke tempat-tempat indekos. "Satu roti harganya Rp 300, saya jual Rp 500," tutur Ance yang saat itu juga berbisnis multilevel marketing (MLM).

Bangkit
Setahun setelah mendapat kredit bank, bisnis Ance mulai bangkit. "Saya bisa membayar utang kepada teman-teman. Keuntungannya juga lumayan," katanya.
Secara matematis, tiap induk menghasilkan 200.000 anakan. Anakan umur seminggu dijualnya seharga Rp 10 per ekor. Ance memiliki ratusan ekor induk, jadi bisa dihitung pendapatannya. Kunci dari keberhasilannya adalah membuat sistem bisnisnya lebih dulu.

"Saya cari dulu orang yang mau membeli ikan siap konsumsi. Lalu, saya cari petani yang mau membesarkan bibit ikan sehingga semua siklus bisa dipegang. Saya belajar sambil jalan, learning by doing," katanya.
Dari sisi keahlian, Ance bukan ahli pemijahan atau pembesaran ikan. Teknik itu ia pelajari dari petani setempat. Keunggulannya adalah menyatukan semua jaringan pada seluruh level bisnis ikan, mulai dari pembibitan, pembesaran, hingga pemasaran.
Ia menggunakan model inti plasma. Para petani sekitar diajaknya bekerja sama membesarkan larva dan bibit bawal. Ketika panen, Ance menangani pemasarannya.

Ia juga melebarkan sayap bisnis dengan pengolahan ikan dan bisnis restoran bermenu ikan. "Saya juga membuat rumah pelatihan di areal wisata yang akan saya beli," kata anak ketiga dari empat bersaudara ini.
Kini dia mempunyai plasma 12 orang dan petani larva 25 orang di sejumlah wilayah di Jawa Barat. Kisah Ance terasa manis dan mudah diikuti. Namun, sebelum mengikuti jejaknya, ingat bahwa dia pernah gagal berkali-kali.

 Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/10/08510311/Ance..Jutawan.Larva.Ikan.Bawal

Bung Hatta, Kisah Sepatu Bally dan Mesin Jahit



Bung Hatta salah satu tokoh Proklamotor kita dan sosok yang selalu hidup dalam keserdehanaan dan jauh dari pengaruh ingin memanfaatkan ketokohan serta kekuasaan yang dimiliki buat kepentingan pribadi dan keluarga.
Bahkan beliau sampai bersumpah tidak akan kimpoi sebelum Indonesia merdeka.
Ucapan dan janji ini bukan hanya sekedar pemanis bibir saja pada rakyat sebagaimana yang kita lihat pada pemimpin sekarang ini. Bung Hatta membuktikan janjinya baru menikah setelah tiga bulan kemerdekaan di proklamirkan.Beliau baru menikah pada uisa 43 tahun,tepatnya pada tanggal 18 November 1945.Mas kimpoi yang diberikan oleh Bung Hatta pada Ibu Rahmi saat itupun hanya sebuah buku “Alam Pikiran Yunani” karangan beliau sendiri sewaktu di tahan di Banda Neira tahun 1930 an.Pada saat itu Ibu Rahmi berusia 19 tahun.

DR (HC) Drs.H.Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Terlahir dengan nama Mohammad Athar .Bung Hatta juga kita kenal sebagai seorang diplomat,negarawan,bapak Koperasi,wakil Presiden I R.I.Sikap beliau yang dikagumi banyak orang adalah sangat sederhana,jujur,santun,hemat.Hidup beliau benar-benar dibaktikan buat kepentingan bangsa dan negara.Penjara sudah tak terhitung kalinya beliau rasakan dalam memperjuangkan bangsa dan negara dari kekuasaan penjajah bersama Soekarno.





Kisah Sepatu Bally dan Mesin Jahit


Sekitar tahun1950 sewaktu pulang ke rumah Mohammad Hatta yang waktu itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden R.I di tanya oleh sang isteri Rahmi Hatta mengenai kebijaksaaan pemotongan mata uang ORI(Oeang Republik Indonesia) dari 100 menjadi 1.Hal itu ditanyakan oleh Rahmi karena dengan kebijaksaan itu dia tidak bisa membeli mesin jahit yang sudah lama dididamkan dan dia telah menabung sekian lama untuk mewujudkan mimipinya itu.

Bung Hatta sebagai seorang suami tentu mengerti perasaan isterinya dan berkata pada sang isteri “Sunggguhpun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia ini tidak patut dibocorkan kepada siapa pun. Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya?” jawab Bung Hatta.

Sepatu Bally adalah merek sepatu yang pernah dimpikan dan diidamkan oleh Bung Hatta semasa hidupnya. Sepatu Bally sangat terkenal pada masa tahun 1950 an.Beliau karena belum mampu untuk membeli sepatu itu,menggunting potongan iklan sepatu Bally itu dan menyimpannya di buku harian beliau.Sangat mengharukan dari kisah ini, Keinginan beliau ini hanya menjadi impian saja sampai akhir hayatnya. Keinginan beliau ini baru diketahui setelah ditemukan sebuah guntingan secarik kertas berisi gambar potongan sepatu Bally dalam buku hariannya oleh puteri beliau, setelah Bung Hatta wafat.

Uang yang ditabung beliau tidak pernah cukup untuk membeli sepatu yang diinginkan oleh beliau.Beliau lebih mementingkan uang itu bagi kebutuhan rumah tangga dan membantu kerabat dan saudara yang lebih membutuhkan bantuan dari hanya sekedar memenuhi keinginan pribadi,begitulah prinsip hidup beliau.



Kalau beliau mau tentu dengan sangat mudah bisa mendapatkan sepatu Bally tersebut dengan kekuasaan dan relasi yang dimiliki atau tinggal menghubungi diplomat yang bertugas di luar negeri pada saat itu.Bung Hatta pada saat itu masih punya pengaruh besar tidak hanya di tanah air,tapi juga di Dunia.
Disinilah kita melihat jiwa seorang pemimpin dan tokoh seorang rakyat yang tidak mau memanfaatkan kekuasan dan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan pribadi semata.Beliau merasa malu dan tidak pantas untuk menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi.Biarkanlah hidup dengan kekurangan dan sederhana dari pada menghinakan diri seperti memanfaatkan kekuasaaan dan pengaruh untuk kepentingan pribadi.

Kita lihat sekarang ini bagaimana sikap para kebanyakan pemimpin dan anggota Dewan kita yang selalu berlomba untuk memperkaya diri memanfaatkan kekuasaaan tanpa malu-malu berani minta bagian.Kemana hati dan nurani mereka berani bertindak dengan cara seperti itu.Apakah mereka tidak sadar,bagaimana dulu para pahlawan dan tokoh dan pejuang bangsa ini berjuang dengan mengorbankan darah dan harta dan keluarga mereka semua hanya demi bangsa dan negara dan rakyat Indonesia dan meletakkan semua kepentingan hanya untuk bangsa dan negara.



Pada tahun 1956 Bung Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden R.I,karena tidak sepaham dangan pemikiran dan idelogi Soekarno.Setelah pensiun,keuangan Bung Hatta menjadi sangat sulit,karena uang pensiunnya sangat kecil.Pernah puteri beliau menyarankan agar menarok sebuah bokor sebagai tempat menarok uang buat tamu yang datang berkunjung ke rumah.Bung Hatta tidak setuju dan marah dengan usul puterinya itu.Beliau juga pernah mengembalikan kelebihan duit pengobatan beliau ke negara. Untuk mengatasi keuangannya pada saat sulit,beliau lebih suka mengirimkan tulisan ke penerbit pada waktu itu.



Walaupun beliau terkadang tidak sepaham dan tidak sejalan dengan pemikiran Bung Karno,namun beliau tetap menjalin persahabatan yang harmonis dengan Bung Karno.Pada saat kejatuhan Bung Karno dan beliau mengalami sakit, saat tidak ada satu pun kalangan pejabat negara yang melihat Bung Karno sakit terbaring, Bung Hatta yang datang dan menghibur Bung Karno di saat itu.Sikap seperti beliau ini sangat jarang atau tidak pernah kita lihat sekarang ini, dalam kehidupan zaman sekarang yang lebih memuja Hedonisme.

Jadilah bijaksana dan tetaplah menunduk walau anda mampu melebihi yang lain, karena semuanya tidak ada yang kekal. Tetaplah berkarya dan jadilah panutan yang baik untuk generasi selanjutnya.

Semoga pemimpin kita kelak mampu memliki sifat yang mampu membawa negara ini jauh lebih baik lagi, walaupun kita tau tak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Sumber :  http://www.kaskus.co.id/thread/538200a6c907e788478b45ad/kisah-bung-hatta-dan-sepatu-bally

Bung Hatta Bapak Koperasi Indonesia




Riwayat Singkat Bung Hatta
Bung Hatta dilahirkan di kota Bukittinggi, di tengah dataran tinggi Agam, Sumatera Barat tangal 12 Agustus 1902 dari pasangan keluarga H. Mohammad Djamil (Ayah) dan Siti Saleha (Ibu). Sewaktu kecilnya, Mohammad Hatta sering dipanggil Mohammad Athar, dan ketika masa perjuangan kemerdekaan, beliau lebih populer dengan panggilan Bung Hatta, yang pada saat itu bermakna “saudara seperjuangan”.
Beliau menikah di usia 42 tahun dengan Rahmi yang kemudian dianugerahi tiga orang puteri yaitu: Meutia, Gemala, dan Halida. Bung Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di tengah-tengah rakyat, di Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Pendidikan dasar (SR) dan sekolah menengah (MULO) diselesaikan di Padang, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School dan tamat tahun 1921. Walaupun beliau ditawari pekerjaan dengan gaji yang cukup tinggi, tapi ditolaknya karena beliau ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ke negeri Belanda di Rotterdamse Handelschogenschool. Disinilah Bung Hatta mulai berkecimpung dalam organisasi pemuda yang saat itu diketuai oleh Dr. Soetomo (Bung Tomo).

Ketika kembali ke Indonesia, beliau aktif dalam dunia pers sebagai anggota Dewan Redaksi “Hindia Poetra” dan majalah Daulat Rakyat. Di masa-masa inilah Bung Hatta berkenalan dengan Bung Karno (Ir. Soekarno). Perjuangan Bung Hatta tidak mungkin kita lupakan begitu saja, karena memiliki nilai sejarah yang sangat berarti bagi negara dan bangsa Indonesia.
Beliau adalah figur yang sedikit bicara tetapi lebih banyak berbuat. Oleh karena itu, Bung Hatta tidak hanya disegani oleh rakyat Indonesia, tetapi juga oleh bangsa lain, terutama dalam era perjuangan kemerdekaan. Bahkan beliau lebih disegani dan dikagumi karena kemampuannya menggalang masyakat internasional dengan menguasai bahasa asing, seperti bahasa Belanda, Inggris, Perancis, dan Jerman.

Bung Hatta selain Wakil Presiden RI pertama, beliau pernah menyamar sebagai co-pilot ke India untuk bertemu dengan Gandhi dan Jawaharlal Nehru. Sebagai seorang pejuang kemerdekaan, Bung Hatta mengalami penangkapan dan pembuangan oleh pemerintah Belanda, antara lain ke Tanah Merah, Digul, ke Banda Neira, kemudian ke Sukabumi, sebelum Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1942.

Pada dasarnya, penangkapan dan pembuangan Bung Hatta disebabkan oleh penolakannya atas bujukan Belanda untuk bekerja sama. Bung Hatta dikenal sebagai seorang yang sangat memegang teguh kedisiplinan, kesederhanaan, keimanan, dan ketakwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, rasa kasih dan tidak kasar, bersih serta jujur, dan selalu berorientasi pada rakyat kecil dan lemah.
  
Beliau sangat suka membaca, rajin membeli buku, punya jadwal khusus untuk membaca dan menulis di perpustakaan pribadi sehingga pada akhirnya beliau meninggalkan puluhan ribu buku milik pribadi dan berbagai tulisan yang tersebar di dalam maupun di luar negeri.


Berikut sepenggal kisah Bung Hatta tentang disiplin yang dikutip dari Seri Dimata
(Pribadi Manusia Hatta)

Membagi Disiplin Masyarakat

Bung Hatta dari kecil hidup sangat rapi dan teratur. Segalanya diatur dengan rapi, begitu juga uang jajan sehari-hari yang diperolehnya. Uangnya disusun begitu rupa, di atas meja tulis beliau, agar nantinya kalau sudah cukup dimasukkan ke Postpaarbank (bank tabungan pos). Menurut beliau, dari uang itulah ia bisa membeli buku-buku untuk meneruskan sekolahnya.

Bila ada yang menukar susunan uang itu, maka beliau pasti tahu. Begitu juga dengan barang-barang lainnya. Beliau tidak mau acak-acakan.

Menyoal kedisiplinan, menurut beliau dalam masyarakat ada tiga golongan. Pertama, golongan yang berdisiplin dan teratur. Kedua, golongan yang acak-acakan dan mengikuti angin. Ketiga, golongan yang sama sekali tidak mau berdisiplin atau bernorma.

Jadi, kita harus menempatkan tiap-tiap orang dalam golongan yang mana, agar kita dengan dada lega menghadapi tiap-tiap golongan mereka itu.


Bung Hatta dan Koperasi
Perhatian beliau yang dalam terhadap penderitaan rakyat kecil mendorongnya untuk mempelopori Gerakan Koperasi yang pada prinsipnya bertujuan memperbaiki nasib golongan miskin dan kelompok ekonomi lemah. Karena itu Bung Hatta diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia. Gelar ini diberikan pada saat Kongres Koperasi Indonesia di Bandung pada tanggal 17 Juli 1953.
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat karena memiliki dasar konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi. Tafsiran itu sering dikemukakan oleh Bung Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut.
Ketertarikannya kepada sistem koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Bagi Bung Hatta, koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi.
Koperasi juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non-anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan koperasi. Dengan cara itulah sistem koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri.
Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya 3 macam koperasi.
Pertama, adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. 
Kedua, adalah koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan). Ketiga, adalah koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal.
Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil dan koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil. Menurut Bung Hatta, tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Tapi, ini tidak berarti, bahwa koperasi itu identik dengan usaha skala kecil.

 Sumber : http://meirsyahnp.blogspot.com/2010/11/mengenal-bung-hatta-bapak-koperasi.html

Senin, 26 Januari 2015

Menjadi Jutawan Dari Usaha Pembibitan Kambing

Dewasa ini banyak orang merasa bingung, mau bisnis apa, mau usaha apa, mau kerja apa, mau melamar dimana, dll. Untuk kalangan muda, sebenarnya sangat miris, kemarin menteri tenaga kerja menyatakan ada sekian ribu sarjana menganggur dan menunggu pekerjaan, di saat bersamaan kaum buruh sedang menuntut kenaikan UMP dan tentu saja kalau dead lock dengan pihak pengusaha, maka ancaman pemutusan hubungan kerja sudah menunggunya.


Para calon pensiunan juga bingung mau berbisnis apa, padahal nilai jumlah uang pensiunan yang akan diterima nilainya banyak, namun karena selama masa kerja jarang berbisnis maka saat memasuki masa persiapan pensiun, banyak yang galau, bingung mau bisnis apa. Banyak rencana yang akan dilakukan, mulai bisnis A sampai bisnis Z, namun rasa takut gagal, belum berpengalaman, tidak punya relasi bisnis dll selalu menghantui sehingga membuat ragu-ragu memulai usaha.

Adalagi kasus dimana beberapa orang ingin mengembangkan jenis usaha yang akan ditekuni, masih pikir-pikir dan bingung menentukannya, pilah memilah kelebihan dan kekurangan dari bisnis yang dilirik, seru sekali pastinya.

Sebenarnya banyak solusinya, dengan catatan asal mau, suka dan niat menjalankannya, hal yang paling mudah dan tidsak mengandung resiko nilai ekonomis yang besar adalah memulai bisnis kecil kecilan, salah satunya beternak kambing pembibitan.

Bagaimana maksudnya ? maksudnya adalah menjalankan atau memulai peternakan kambing kecil-kecilan yang mengkhususkan diri kepada urusan pembibitan atau memperbanyak populasi kambing yang dipeliharanya, sederhananya kambing yang dipelihara 80% betina dan nanti akan beranak pinak.

Berikut ini sedikit gambaran sederhana,  misalnya Anda memiliki dana 15 juta, anda belikan 6 ekor kambing betina produktif, dan 1 pejantan yang berpostur tinggi besar, sisanya untuk bikin kandang sederhana dan biaya selama beberapa bulan ke depan, dalam tempo setahun 6 indukan itu sudah melahirkan sekitar antara 6-12 ekor kambing, nah 1 tahun kedepan, Anda sudah memiliki sekitar 13-18 ekor kambing, silahkan disortir, nanti dari anak kambing tersebut pilih anak kambing pejantan untuk digemukkan dan dijual, jadi anak kambing yang dijual akan menghidupi para kambing betina di kandang Anda. Pada akhirnya nanti Anda akan mulai stabil menjual beberapa ekor kambing tiap bulannya, beberapa ekor kambing hasil penjualan untuk biaya operasional, sisanya tentu saja menjadi nett profit Anda. Simple sekali kan…

Pilihan Antara Penggemukan atau Pembibitan Kambing

Jika dibandingkan dengan penggemukan, usaha pembibitan kambing ini boleh dikatakan relatif lebih santai. Dalam penggemukan kambing, anda bekerja untuk mencapai target bobot maksimal agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Anda berinteraksi dengan banyak faktor antara lain: bibit unggul, pakan berkwalitas, air yang cukup, tenaga pengurus yang dingin, kandang yang ideal, timing pemberian pakan dan vitamin yang tepat, obat-obatan sesuai dosis dan analisis yang semuanya berujung pada penambahan bobot dan bobot lagi.

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha pembibitan kambing :

Lokasi Kandang
Lokasi usaha pembibitan Kambing dan domba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
     Letak kandang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
•    mudah diakses terhadap transportasi;
•    tempat kering dan tidak tergenang saat hujan;
•    dekat sumber air;
•    cukup sinar matahari, kandang tunggal menghadap timur, kandang ganda membujur utara-selatan;
•    tidak mengganggu lingkungan hidup;
•    memenuhi persyaratan higiene dan sanitasi.

Sumber Air
Usaha pembibitan Kambing dan domba hendaknya memiliki sumber air yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
•    Air yang digunakan tersedia sepanjang tahun dalam jumlah yang mencukupi
•    Sumber air mudah dicapai atau mudah disediakan
•    Penggunaan sumber air tanah tidak mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat.

Bangunan dan Peralatan
Untuk pembibitan Kambing dan domba sistem semi intensif dan intensif diperlukan bangunan, peralatan, persyaratan teknis dan letak kandang yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Bangunan:
•    kandang pejantan;
•    kandang induk;
•    kandang pembesaran;
•    kandang isolasi ternak yang sakit;
•    gudang pakan dan peralatan;
•    unit penampungan dan pengolahan limbah.

Peralatan:
•    tempat pakan dan tempat minum;
•    alat pemotong dan pengangkut rumput;
•    alat pembersih kandang dan pembuatan kompos;
•    peralatan kesehatan hewan;

Persyaratan teknis kandang:
•    konstruksi harus kuat;
•    terbuat dari bahan yang ekonomis dan mudah diperoleh;
•    sirkulasi udara dan sinar matahari cukup;
•    drainase dan saluran pembuangan limbah baik, serta mudah dibersihkan;
•    lantai rata, tidak licin, tidak kasar, mudah kering dan tahan injak;
•    luas kandang memenuhi persyaratan daya tampung;
•    kandang isolasi dibuat terpisah.

Pemilihan  Indukan Kambing
Persyaratan umum:
  1.  Kambing dan domba harus sehat dan bebas dari segala cacat
  2.  Fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya
  3. Semua Kambing dan domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan
  4. Kambing dan domba jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya.

Persyaratan khusus:
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun ternak adalah sebagai berikut:

Kambing Peranakan Etawa
Kualitatif :
  •  warna bulu belang hitam, putih, merah,coklat dan kadang kadang putih
  •  tanduk kecil,
  •  muka cembung daun telinga panjang dan terkulai kebawah, bergelambir yang cukup besar
  •  daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
kualitatif :
  •  Bentina umur 8 -12 bulan
  •  tinggi badan minimal 55 cm, berat badan minimal 15 Kg
  •  jantan umur 12 -18 bulan
  •  tinggi badan minimal 65 cm, berat badan minimal 20 kg

Kambing Kacang
kualitatif :
•    Warna bulu bervariasi dari putih campur hitam, coklat atau hitam sama sekali
•    Tanduk mengarah ke belakang dan membengkok keluar
•    Hidung lurus, leher pendek, telinga pendek  berdiri tegak    ke depan,
•    kepala kecil dan ringan
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tinggi badan minimal 46 cm Berat badan minimal 12 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan Tinggi  badan minimal 50 cm Berat badan minimal 15 kg

Kambing Saaenen Lokal
kualitatif :
•    Warna belang belang hitam  putih, atau merah  atau cokelat putih
•    tidak bertanduk atau bertanduk kecil
•    kepala ringan, leher panjang dan halus, dahi lebar, telinga pendek mengarah ke samping
•    kuku lurus dan kuat
•    tubuh panjang, dada lebar dan dalam
•    ambing dan puting susu besar dan lunak
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Berat badan minimal 40 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Berat badan minimal 40 kg

Domba Garut
kualitatif :
•    Warna hitam,  putih atau putih dan hitam
•    betina tidak bertanduk
•    jantan bertanduk melingkar besar dan berukuran besar, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu
•    tubuh lebar, besar dan kekar, kaki kokoh, daun telinga sedang terletak di belakang tanduk
•    telinga rumpun seperti daun, hiris, bulu halus dan panjang
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 62  cm Berat badan minimal 30 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 65  cm Berat badan minimal 60 kg

Domba Ekor gemuk
kualitatif :
•    Warna Bulu putih dan, kasar tidak bertanduk
•    ekor besar, lebar dan panjang
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 52  cm Berat badan minimal 25 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 60  cm Berat badan minimal 60 kg

Domba Lokal
kualitatif :
•    Warna Bulu bermacam macam
•    betina tidak bertanduk, jantan bertanduk kecil tidak melingkar
•    bentuk badan kecil
kuantitatif :
•    Betina umur 8-12 bulan Tingi badan minimal 40  cm Berat badan minimal 10 kg
•    Jantan umur 12-18 bulan  Tingi badan minimal 45 cm Berat badan minimal 15 kg

Pakan Kambing
Setiap usaha pembibitan Kambing dan domba harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari pakan hijauan, pakan fermentasi maupun pakan konsentrat.

Pakan hijauan dapat berasal dari rumput, leguminosa, sisa hasil pertanian dan dedaunan yang mempunyai kadar serat yang relatif tinggi dan kadar energi rendah. Kualitas pakan hijauan tergantung umur pemotongan, palatabilitas dan ada tidaknya zat toksik (beracun) dan anti nutrisi.

Pakan fermentasi, berupa bahan pakan yang sudah melalui proses fermentasi, seperti halnya fermentasi jerami. Untuk video pembuatan pakan jerami fermentasi bisa dilihat di link video ini.

Pakan konsentrat yaitu pakan dengan kadar serat rendah dan kadar energi tinggi, tidak terkontaminasi mikroba, penyakit, stimulan pertumbuhan, hormon, bahan kimia, obat-obatan, mycotoxin melebihi tingkat yang dapat diterima oleh negara pengimpor.
Air minum disediakan tidak terbatas (ad libitum).

Obat hewan
Obat hewan yang digunakan meliputi sediaan biologik, farmasetik, premik dan obat alami.
Obat hewan yang dipergunakan seperti bahan kimia dan bahan biologik harus memiliki nomor pendaftaran. Untuk sediaan obat alami tidak dipersyaratkan memiliki nomor pendaftaran.
Penggunaan obat keras harus di bawah pengawasan dokter hewan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang obat hewan.

Tenaga Kerja
Tenaga yang dipekerjakan pada pembibitan ternak Kambing dan domba harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1.  Sehat jasmani dan rohani
  2.  Tidak memiliki luka terbuka
  3.  Jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan, yaitu setiap 1 (satu) orang/hari kerja, untuk 5-10 (lima) satuan ternak (ST)
  4.  Telah mendapat pelatihan teknis pembibitan Kambing  dan  domba, kesehatan hewan dan keselamatan kerja

PROSES PRODUKSI BIBIT

Pemeliharaan
Dalam pembibitan Kambing dan domba, pemeliharaan ternak dapat dilakukan dengan sistem semi intensif dan sistem intensif.
  1.  Sistem semi intensif yaitu pembibitan Kambing dan domba yang menggabungkan antara sistem pastura dan sistem intensif. Pada sistem ini dapat dilakukan pembibitan Kambing dan domba dengan cara pemeliharaan di padang penggembalaan dan dikandangkan.
  2.  Sistem intensif yaitu pembibitan Kambing dan domba dengan pemeliharaan di kandang. Pada sistem ini kebutuhan pakan disediakan penuh.

Produksi
Berdasarkan tujuan produksinya, pembibitan Kambing dan domba dikelompokkan ke dalam pembibitan Kambing dan domba rumpun murni dan pembibitan Kambing dan domba persilangan.

  • Pembibitan Kambing dan domba rumpun murni, yaitu perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara mengawinkan Kambing dan domba yang sama rumpunnya.
  • Pembibitan Kambing dan domba persilangan, yaitu perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antar ternak dari satu spesies tetapi berlainan rumpun.

Seleksi Bibit
Seleksi bibit Kambing dan domba dilakukan berdasarkan penampilan (performance) anak dan individu calon bibit Kambing dan domba tersebut, dengan mempergunakan kriteria seleksi sebagai berikut:

Kambing dan Domba induk
•    induk harus dapat menghasilkan anak secara teratur 3 (tiga) kali dalam 2 tahun
•    frekuensi beranak kembar relatif tinggi
•    total produksi anak sapihan diatas rata-rata.

Calon pejantan
•    bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari umur induk dan tipe kelahiran dan disapih
•    bobot badan umur 6, 9, dan 12 bulan diatas rata-rata
•    pertambahan bobot badan pra dan pasca sapih baik
•    libido dan kualitas spermanya baik
•    penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya

Calon induk
•    bobot sapih terkoreksi terhadap umur 90 (sembilan puluh) hari tipe kelahiran dan disapih
•    bobot badan umur 6 dan 9 bulan di atas rata-rata
•    pertambahan berat badan pra dan pasca sapih baik
•    penampilan fenotipe sesuai dengan rumpunnya

Perkawinan
Dalam upaya memperoleh bibit yang berkualitas, perkawinan Kambing dan domba dilaksanakan sebagai berikut:
  1. Teknik kawin alam dengan rasio jantan dan betina 1:5-10.
  2. Teknik Inseminasi Buatan (IB) menggunakan semen beku atau semen cair dari pejantan yang sudah teruji kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular yang dapat ditularkan melalui semen.
  3. Dalam pelaksanaan kawin alam maupun IB harus dilakukan pengaturan penggunaan pejantan atau semen beku/semen cair untuk menghindari terjadinya kawin sedarah (inbreeding).
Ternak Pengganti (Replacement Stock ) Pengadaan ternak pengganti (replacement stock), dilakukan sebagai berikut:
  • Calon bibit betina dipilih 25% terbaik untuk replacement, 25% untuk pengembangan populasi kawasan, 40% dijual ke luar kawasan sebagai bibit dan 10% dijual sebagai ternak afkir
  • Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji performan.



Afkir (Culling)
Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (afkir/culling), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
  1.  Untuk bibit rumpun murni, 50% Kambing dan domba bibit jantan peringkat terendah saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan dikastrasi dan 40%nya dijual ke luar kawasan
  2.  Kambing dan domba betina yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%) dikeluarkan sebagai ternak afkir
  3.  Kambing dan domba induk yang tidak produktif segera dikeluarkan.

Pencatatan (Recording)
Setiap usaha pembibitan Kambing  dan  domba hendaknya melakukan pencatatan (recording), meliputi:
•    Rumpun;
•    Silsilah;
•    Perkawinan (tanggal, pejantan, IB/kawin alam)
•    Kelahiran (tanggal, bobot lahir)
•    Penyapihan (tanggal, bobot badan)
•    Beranak kembali (tanggal, paritas)
•    Pakan (jenis, konsumsi)
•    Vaksinasi, pengobatan (tanggal, perlakuan/treatment)
•    Mutasi (pemasukan dan pengeluaran ternak)
•    Score wool penutup tubuh (khusus untuk domba)

Persilangan

Persilangan yaitu salah satu cara perkawinan, perkembangbiakan ternaknya dilakukan dengan cara perkawinan antara hewan-hewan dari satu spesies yang berlainan rumpun. Untuk mencegah penurunan produktivitas akibat persilangan, harus dilakukan menurut ketetuan sebagai berikut:
  1.  Kambing dan domba yang akan disilangkan harus berukuran di atas standar atau setelah beranak pertama
  2.  Komposisi darah Kambing dan domba persilangan sebaiknya dijaga komposisi darah Kambing dan domba temperatenya tidak lebih dari 50%
  3.  Prinsip-prinsip seleksi dan culling sama dengan pada rumpun murni

Sertifikasi
Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi. Dalam hal belum ada lembaga sertifikasi yang terakreditasi, sertifikasi dapat dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk oleh   pejabat yang berwenang. Sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan nilai ternak.

Sertifikat bibit Kambing dan domba terdiri dari:
Sertifikat pejantan dan betina unggul untuk Kambing dan domba hasil uji performan
Sertifikat induk elite untuk Kambing dan domba induk yang telah terseleksi dan memenuhi standar.

Kesehatan Hewan
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembibitan Kambing dan domba harus memperhatikan persyaratan kesehatan hewan yang meliputi:

Situasi penyakit
Pembibitan Kambing dan domba harus terletak di daerah yang tidak terdapat gejala klinis atau bukti lain tentang penyakit radang limpa (Ánthrax), kluron menular (Brucellosis) dan kudis (scabies).

Pencegahan/Vaksinasi
  1.  pembibitan Kambing dan domba harus melakukan vaksinasi dan pengujian/tes laboratorium terhadap penyakit hewan menular tertentu yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang
  2.  mencatat setiap pelaksanaan vaksinasi dan jenis vaksin yang dipakai dalam kartu kesehatan ternak
  3.  melaporkan kepada Kepala Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat terhadap kemungkinan timbulnya kasus penyakit, terutama yang diduga/dianggap sebagai penyakit hewan menular
  4.  penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan dan diperhitungkan secara ekonomis
  5.  pemotongan kuku dilakukan minimal 3 (tiga) bulan sekali

Dalam rangka  pengamanan kesehatan setiap pembibitan Kambing dan    domba harus memperhatikan hal-hal tindak biosecurity sebagai berikut:
  1. Lokasi usaha tidak mudah dimasuki binatang liar serta bebas dari hewan piaraan lainnya yang dapat menularkan penyakit
  2.  Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan hama lainnya
  3.  Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satu kelompok ternak ke kelompok ternak lainnya, pekerja yang melayani ternak yang sakit tidak diperkenankan melayani ternak yang sehat
  4.  Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit
  5.  Membakar atau mengubur bangkai kambing yang mati karena penyakit menular
  6.  Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan dan kendaraan tamu dipintu masuk 
  7.  Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang
  8.  Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.

PELESTARIAN LINGKUNGAN
Setiap usaha pembibitan Kambing dan domba hendaknya selalu memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, antara lain dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Melakukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan, sebagai berikut:
  1.  mencegah terjadinya erosi dan membantu pelaksanaan penghijauan di areal peternakan
  2.  mencegah terjadinya polusi dan gangguan lain seperti bau busuk, serangga, pencemaran air sungai dan lain-lain
  3.  membuat dan mengoperasionalkan unit pengolah limbah peternakan (padat, cair, gas) sesuai kapasitas produksi limbah yang dihasilkan. Pada peternakan rakyat dapat dilakukan secara kolektif oleh kelompok.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi
Untuk mempertahankan kualitas bibit Kambing dan domba yang dihasilkan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi sebagai berikut:
  1.  Monitoring dan evaluasi kualitas bibit dilakukan secara berkala dengan sampling acak minimal sekali setahun.
  2.  Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan pengumpulan data performan tubuh, performan produksi, performan reproduksi dan kesehatan bibit Kambing dan domba.
  3.  Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh pejabat fungsional pengawas bibit ternak di dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan

Analisa Sederhana Usaha Pembibitan Kambing Skala Kecil

1.    Pengeluaran:               
                       
    a    Bibit               
          Pejantan                                         1 ekor     Rp        1,400,000     Rp 1,400,000    
          Betina                                            6 ekor     Rp        1,000,000     Rp 6,000,000    
                                                                                                                Rp 7,400,000
                       
    b    Makanan tambahan                                                                        Rp 1,400,000
                       
    c    Obat-obatan                                                                                   Rp     700,000
    d    Jumlah:                                                                                           Rp  9,500,000
                       
2.    Pemasukan :               
    a    Perkembangan Anak           
        Pengembangan dari anak kambing bila tiap induk menghasilkan 2 ekor/ tahun
        Harga 1 ekor anak kambing @ Rp 700.000,-       
                                                                        12 X      Rp   700,000     Rp   8,400,000
                       
    b    Perkembangan nilai Bibit / induk dalam 1 tahun       
          Pejantan                                      1 ekor     Rp        1,800,000      Rp   1,800,000    
          Betina                                         6 ekor     Rp        1,200,000       Rp   7,200,000    
                                                                                                               Rp   9,000,000
                       
    c    Kotoran kambing tiap seminggu 1 karung harga Rp. 7.000,-   
                                                              52 minggu X Rp. 7.500,-          Rp       390,000
    d    Jumlah                                                                                          Rp  17,790,000
                              
3.    Penghasilan 1 tahun    (Jumlah II-I)                                                   Rp    8,290,000

Dengan kesabaran, katlatenan, inovasi dan penuh semangat saya yakin semua orang bisa menjadi jutawan dari usaha pembibitan kambing. Dengan usaha pembibitan kambing ini, sebenarnya banyak penggangguran terpelajar atau calon pensiunan yang tidak perlu khawatir untuk menentukan bisnis apa yang harus dikerjakan.

Selamat memulai bisnis kecil, namun kalau diseriusi hasilnya bisa buat nyicil mobil :)

Ikutilah pelatihan ternak kambing secara modern menggunakan pakan fermentasi, silahkan click link berikut.

Analisa Hasil Usaha Ternak Kambing Etawa

pejantan kontesDalam setiap usaha tentu kita akan berharap pada maju dan berkembangnya sebuah usaha tersebut, maka jika kita memiliki sebuah usaha tertentu haruslah memiliki analisa hasil usaha tersebut untuk kelangsungan jenis usaha tersebut.

Kali ini saya mencoba menganalisa hasil usaha beternak kambing etawa berdasar situasional yang berkembang di Desa Donorejo,Kec Kaligesing,Kab Purworejo.

1. Waktu pemeliharaan adalah 24 bulan atau 2 tahun
2. Masa Produksi di hitung dari masa induk bunting 5 bulan dan masa menyusui 3 bulan atau beranak 3 kali dalam 2 tahun.
3. Dalam sekali beranak dihitung rata-rata 2 ekor per kelahiran. Kelahiran 1 dan 3 ekor per kelahiran diabaikan.
4.Jumlah cempe yang akan di hasilkan selama 2 tahun adalah : 20 induk x 2 cempe x 3 beranak = 120 ekor cempe.
5. Angka kematian 10%, sehingga diperkirakan kematian maksimal adalah sebanyak 12 ekor.
6. (satu) ekor kambing etawa diperkirakan menghasilkan 7,5 kg pupuk kandang per bulan. Kotoran dari cempe di kesampingkan. Asumsi harga pupuk kandang di pasaran Purworejo dan sekitarnya Rp. 200/kg.
7. (satu) ekor kambing etawa diperkirakan dapat menghasilkan urine sebanyak 30 liter per bulan, dengan asumsi harga urine di pasaran Rp.1500/liter.
8. Harga cempe mengacu pada kriteria kambing standart pasar Desa Pandanrejo, Kec Kaligesing,Kab Purworejo. Harga cempe kepala hitam istimewa dikesampingkan. Karena harga tersebut tidak dapat dijadikan acuan dalam perhitungan ini. Harga patokan di ambil kisaran bulan september 2009.
9. Biaya pakan di hitung per ekor sedangkan gaji operator ternak atau karyawan di gaji berdasar 22 ekor untuk satu orang

Gaji Karyawan / operator ternak di hitung berdasar jam kerja ( 2 jam ) dalam sehari sebesar Rp 500.000 per bulan dengan asumsi operator ternak hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dalam setiap harinya untuk membersihkan kandang dan memberikan Pakan yang sudah di beli ( tidak termasuk pembelian pakan )

A. INVESTASI TETAP
Kambing betina 20 ekor @ Rp. 3.000.000.
20 ekor x Rp. 3.000.000
= Rp. 60.000.000
Kambing jantan 2 ekor @ Rp. 4.000.000
2 ekor x Rp. 4.000.000
= Rp. 8.000.000
Kandang 2 unit @ Rp. 7.500.000
2 unit x Rp. 7.500.000
= Rp. 15.000.000
Peralatan kandang Rp. 1.000.000
Total investasi tetap:
Rp. 60.000.000 + Rp. 8.000.000 + Rp. 15.000.000 + Rp. 1.000.000 = Rp. 84.000.000

B. BIAYA PRODUKSI
Biaya pemeliharaan kambing induk (22 ekor)
Biaya pakan ternak = 2.500/ ekor / hari
22 ekor x 2.500 = Rp 55.000/ hari
Biaya dalam satu bulan = 55.000 x 30 hari = Rp 1.650.000
Biaya Pakan selama 24 bulan = Rp 39.600.000
- Gaji karyawan
Rp.500.000 : 30 hari 22 ekor
Biaya gaji selama 24 bulan = Rp.12.000.000
Total Biaya Produksi :
Rp 39.600.000 + Rp 12.000.000 = Rp 51.600.000

C. PROYEKSI PENDAPATAN
Penjualan cempe
108 ekor x Rp. 1.500.000
= Rp. 162.000.000
Penjualan induk afkir
20 ekor x Rp. 1.500.000
= Rp. 30.000.000
Penjualan pupuk kandang
7,5 kg x 12 bulan x 2 tahun x Rp. 200 x 20 ekor
= Rp. 720.000

D. REKAPITULASI PENDAPATAN
1. Biaya-biaya:
- Biaya investasi Rp. 84.000.000
- Biaya pemeliharaan selama 2 tahun Rp 51.600.000
Total biaya Rp. 135.000.000
2. Pendapatan;
- Penjualan cempe Rp. 162.000.000
- Penjualan induk afkir Rp. 30.000.000
- Penjualan pupuk kandang Rp. 720.000
Total pendapatan Rp. 192.720.000
Keuntungan yang bisa diperoleh adalah sbb:
Rp. 192.720.000– 135.000.000
= Rp. 57.120.000
Penghasilan per bulan
= Rp. 57.120.000 : 24 bulan
= Rp. 2.380.000

Dengan 20 ekor betina kita per bulan mendapatkan penghasilan sebesar = Rp. 2.380.000 Estimasi keuntungan tersebut belum termasuk kalau hasil cempe yang di keluarkan berkualitas super. Karena pada dasarnya harga cempe yang bener-bener super itu tidak ada batasan harganya . sebagai gambaran, penulis pernah menjual cempe jantan umur 3 bulan dengan harga 7,5 juta seekor.
jadi barometer penghasilan tersebut di atas adalah mengacu pada criteria terendah di pasar kambing etawa desa Pandanrejo dan estimasi ini berdasar waktu terpendek untuk mencoba dalam waktu produksi total tentunya akan memakan waktu selama 5 tahun yang akan menghasilkan perhitungan yang berbeda sebab investasi kandang akan berumur lebih dari 5 tahun

Sumber :  http://www.gunungkelir.com/analisa-hasil-usaha-ternak-kambing-etawa.html

Teknik Penggemukan Kambing & Domba


Usaha budidaya ternak ruminansia (kambing,domba, sapi) di Indonesia sangatlah menjanjikan karena memilki daya dukung Sumber Daya Alam yang melimpah serta memilki pangsa pasar yang sangat luas untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri ataupun pasar ekspor. Disamping itu ternak ruminansia memiliki posisi yang strategis sebagai hewan qurban bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.Dalam budidaya ternak Sapi, Kambing dan Domba perlu di perhatikan beberapa hal yang mendukung keberhasilan untuk mendapatkan keuntungan yang masimal.Diantaranya adalah efisensi biaya pakan dan perawatan.Penggemukan dengan system intensif (kereman) akan memudahkan dalam perawatan dan menekan jumlah tenaga kerja, sedangkan penggunaan complete feed sebagai makanan harian akan mengefisienkan tenaga, biaya dan pertambahan berat badan harian jika dibandingkan dengan menggunakan rumput segar atau cara tradisional.


BIBIT KAMBING/DOMBA

Bibit domba/kambing harus sehat dan tidak cacat penampilan fisiknya harus baik, bulunya harus tampak seperti basah, kakinya tegak dan besar, mata cerah dan moncongnya tumpul. Sebaiknya dipilih domba/kambing jantan untuk digemukkan karena pertumbuhannya lebih cepat dari pada yang betina. Domba/kambing jantan itu harus dipilih yang baru lepas sapih (berumur 6-8 Bulan), giginya masih rapat dan belum tanggal, dan berat rata-ratanya 18-20 kg. Misalnya yang umurnya 12 bulan atau sedang tanggal gigi, biasanya mengaIami masa stress dan bobotnya juga turun, sehingga menggangu proses penggemukan. Bibit domba jantan ini juga dipilih yang tidak bertanduk dan sifatnya tenang, karena domba yang bertanduk mempunyai naluri berkelahi yang tinggi dan pertumbuhannya cenderung lebih lambat. Pada akhir masa penggemukan, berat domba bertanduk bisa berbeda 1-2 kg lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak bertanduk: Kerugian lain, domba bertanduk sering merusak kandang. Domba /kambing yang akan digemukkan ukurannya besar atau kecil tidak jadi masalah, yang penting harganya murah Pertimbangannya kalau dijual akan lebih menguntungkan. Jenis domba yang potensial digemukkan adalah domba ekor gemuk dan ekor tipis sedangkan jenis kambing yang potensial adalah kambing katjang dan PE.


PENANGANAN PRA PENGGEMUKAN
Domba/Kambing harus juga dijaga dan dirawat kesehatannya sejak awal. Lingkungannyapun dihindarkan agar tidak sampai menimbulkan stress. Untuk itu pengobatan pencegahan perlu dilakukan ketika bibit baru datang, sebelum dimasukkan kedalam kandang. Biasanya dengan pengobatan sekali itu, bibit domba /kambing yang akan digemukkan tidak terkena penyakit ataupun stress sampai masa penggemukan berakhir. Domba yang baru datang harus langsung dicukur bulunya, Agar bibit penyakit, kutu, dan parasit. lain bisa segera terbasmi. Dengan pencukuran ini, hasil dari penggemukanpun langsung terlihat mahal, bila setiap periode penggemukan hasil bulu cukurannya banyak, bisa dijual untuk menambah penghasilan. Setelah dicukur, domba langsung dimandikan sampai bersih dari semua kotoran yang melekat hilang. Untuk mencegah penyakit, domba disuntik antibiotik dan obat cacing. Terakhir, untuk mencegah stress, bibit domba itu diberi obat anti stress ataupun multivitamin.

MANAGEMENT KANDANG
Kandang sistem baterei yang dipergunakan untuk penggemukan ini diisi seekor domba perkandang. Panjang kandang dibuat 1m, lebar 60 cm, tinggi kandang dari tanah 80 cm atau 1mx1m diisi 2 ekor domba/kambing. Satu lokasi ( satu atap) terdiri dari 2 baris kandang yang tidak saling berhadapan tiap barisnya. Agar domba mau makan lebih bernafsu, setiap wadah pakan sebaiknya digunakan untuk 2 domba. Wadah pakan itu diletakan disisi luar dan tidak saling berhadapan dengan barisan kandang lainnya. Wadah pakan itu bisa dibuat dari bambu atau bahan lain yang mudah didapat serta harganya murah. Atapnya dibuat dari alang-alang,rumbia yang telah tua atau genteng, dibuat berkemiringan 45°. Dengan atap rumbia/genteng, pada siang hari kandang tidak terlalu panas dan pada malam harinya menjadi hangat. Kalau menggunakan atap seng, domba sering stress, karena siangnya terlalu panas dan malamnya terlalu dingin.

MANAGEMENT PAKAN
Pada tahap awal penggemukan atau penyesuaian, yaitu sejak domba /kambing masuk kandang setiap ekor domba/kambing per harinya diberi konsentrat 0,5 – 1kg comfed, dan ditambah hijaun secukupnya. Caranya pada pukul 05.00 comfeed diberi lebih dahulu kalau pemberian keduanya dicampurkan dengan rumput domba akan kurang meminatinya, karena ia lebih tertarik pada rumput. Rumput baru diberikan pada pukul 09.30 dan diulangi dalam jumlah yang sama pada pukul 15.00. Air diberikan setiap kali domba selesai diberi pakan rumput jumlahnya tak terbatas. Pada hari-hari pertama tahap penyesuaian ini (2-3 hari), domba belum begitu bernafsu memakannya, karena belum biasa. Akan tetapi, setelah lewat masa itu, jumlah pakan sebanyak itu akan dihabiskannya. Sejak minggu ke-2 dan minggu selanjutnya sampai masa penggemukkan berakhir, waktu dan jumlah pemberian pakannya sama per hari 1 kg. Teknisnya pagi hari 0,5kg Comfeed dengan tujuan bakteri pencernaan dalam rumen sudah mendapatkan asupan nutrisi untuk membantu proses pencernan dan penyerapan nutrisi pakan. Dan Sore 0,5kg, air minum los, bisa juga tambah rumput disiang harinya begitu seterusnya sampai panen.


MANAGEMENT KESEHATAN

1. Scabiosis/Kudis
Penyakit kudis atau scabies merupakan penyakit ektoparasit utama yang menyerang bagian kulit ternak ruminansia, terutama kambing dan kelinci bahkan dapat menular ke manusia.Penyebab penyakit scabies pada kambing adalah tungau Sarcoptes scabiei.Penularan uumumnya melalui kontak langsung atau tempat pakan dan minum yang tercemar.Pengobatan terhadap penyakit ini bisa mengunakan Wormectin atau Ivomec.

2. Anthrax
Penyakit anthrax atau radang limpa merupakan penyakit bacterial penting yang menyerang hampir semua hewan termasuk kambing dan domba serta dapat menular ke manusia.Agen penyebab penyakit ini bacillus anthracis. Ciri-ciri perakut atau akut tiba-tiba kambing/domba yang semula sehat tiba-tiba jatuh , kejang-kejang lal mati dan terjadi pendarahan diotak.pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian antibiotika tetraciklin atau penicillin dosis tinggi 5 hari berturut-turut. Penanganan hewan yang mati akibat anthrax dengan membakar bangkainya, diberi disinfektan dan dikubur.

3. Pink Eye
Pink eye adalah penyakit mata akut yang menular dan ditandai dengan kemerahan pada selaput mata (konjungtiva) dan kekeruhan pada kornea.Meskipun jarang sekali menyebabkan kematian tetapi dapat mengakibatkan kerugian akibat penurunan berat badan yang drastis.Penagnan penyakit ini bisa menggunakan salep mata yang mengandung 1% chloramphenicol atau obat tetes mata.

4. Pnemonia
Merupakan radangparenkhim paru-paru yang biasanya disertai radang bronkeol dan selaput paru-paru.Umumnya penyakit ini menyerang pada saat pergantian musim kemarau ke musim penghujan, penyakit ditandai dengan keluarnya ingus dari hidung, batuk-batuk.Pncegahan dilakukan dengan jalan pewatan yang baik dan kandang tidak lembab.Pengobatan bis adigunakan antibiotika ampicilin dan tetraciklin.

5. Orf (mempreng/keropeng)
Merupakan penyakit viral utama yang menyerang ternak kambing dan dapat menular pada manusia.Agen penyakit ini dari golongan virus parapoks, penyakit ini bisa menyerang cepat pada ternak lain jika tidak segera ditangani.Pengobatan hanya ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder dengan memberikan salep antibiotika seperti eritromosin dan oksitetrasiklin.

6. Myasis
Myasis atau belatungan adalah infeksi larva kedalam jaringan tubuh hewan hidup. Lalat Chrysomya bezziana adalah agen primer penyebab myasis, lalat ini berwarna hijau kebiruan yang akan menggigit dan menyebabkan luka-luka traumatic. Gigitan caplak cuga bisa menyebabkan myasis jika tidak segera ditangani.Pengobatan yang efektif dengan menyemprotkan Gosanex secara rutin dan salep antibiotika.

7. Parasitit Cacing(Nematodiasis)
Nematodiasis adalah penyakit parasit internal atau penyakit cacingan saluran pencernaan pada kambing dan domba yang disebabkan oleh cacing gilik.Pada kambing dan domba akan mengakibatkan penurunan absorbs sari-sari makanan protein, kalsium dan fosfor pada akhirnya pertambahan berat badan harian menjadi tidakmaksimal,Pengobatan bisa menggunakan obet dengan merk dagang Verm-o yang lainnya , bila diperlukan ditambah dengan antibiotika dan multivitamin (B12,Biosalamin,Injectamin dll)

8. Tympani/kembung
Diakbatkan oleh makanan atau keracunan sianida.Penanganan bisa dilakukan dengan pemberian Tympanol dan anti bloat lainnya.



TEKNOLOGI PAKAN LENGKAP SOLUSI


BAGI PERMASALAHAN PAKAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING
Banyak calon peternak ataupun calon investor peternakan khususnya domba dan kambing yang mengurungkan niatnya ketika harus berhitung dengan permasalahan hijauan pakan ternak. Mereka menjadi ragu ketika harus menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam hijauan pakan ternak dengan segala permasalahan tata laksana pemeliharaannya. Bahkan di tingkat peternak kecilpun tidak jarang terjadi ketika musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual sebagian ternaknya untuk mengatasi terbatasnya hijauan yang tersedia. Akankah hal seperti ini harus terjadi selamanya ? Jawabannya tentu tidak. Sebuah teknologi pengembangan peternakan domba dan kambing tanpa rumput sudah ditemukan. Dengan menggunakan complete feed ternak domba dan kambing tidak perlu diberi hijauan lagi. Keunggulan Complete Feed Disamping mengandung nutrisi yang seimbang, keunggulan complete feed disbanding bahan pakan lain adalah harganya yang lebih murah. Hal ini dimungkinkan karena complete feed dibuat dari bahan baku limbah pertanian dan agroindustri ditambah perlakuan suplementasi bahan-bahan bernilai nutrisi tinggi. Keunggulan lainnya antara lain (1) hemat dalam penggunaan tenaga kerja (tenaga kerja 1 orang untuk 100-150 ekor), (2) mudah diaplikasikan, (3) waktu penggemukan relatif pendek (3-4 bulan), (4) pertumbuhan bobot badan cukup tinggi (150-200 gr/ekor/hari, (5) praktis dan ekonomis (1 ekor domba membutuhkan 1 kg/hari dan harga relative murah Rp. 1.000,-/kg). Karena keunggulannya tersebut penggunaan complete feed pada ternak domba setiap tahunnya terus meningkat. Memang diperlukan masa adaptasi untuk mengubah pakan ternak dari yang biasa diberikan ke pemberian complete feed. Untuk mempercepat proses adaptasi pakan, BeeNa Comfeed telah formula khusus dan alami terbuat dari ekstrak rempah –rempah dan bakteri yang membantu proses pencernaan. melalui proses fermentasi oleh mikroorganisme efektif. Manfaat formula yang telah tercampur dalam BeeNa Comfed adalah untuk (1) mempercepat adaptasi ternak menggunakan pakan complete feed, (2) merangsang nafsu makan ternak dan meningkatkan efisiensi pencernaan, (3) meningkatkan kesehatan ternak dan (4) mengurangi bau kotoran ternak.

Analisa Usaha Penggemukan Kambing/Domba



Pengeluaran
Bibit Rp. 15.000 x 20 x 100ekr Rp. 30.000.000,-
Kandang Rp. 5.000.000,-
Pakan Rp. 1.000 x 100 x 120hr Rp. 12.000.000,-
Gaji Anak Kandang Rp.300.000 x 4bln Rp. 1.200.000,-
Obat Rp. 250.000,-
TOTAL Rp. 48.450.000,-


Pemasukan
Pertambahan berat badan tiap bulan 4,5kg
( 20kg+18kg) x 100 x Rp. 15.000 Rp. 57.000.000,-
Pupuk Kandang Rp. 1.000.000,-
TOTAL Rp. 58.000.000,-


Laba Panen Pertama Rp. 9.550.000,-
Laba Panen Berikutnya dikurangi Kdg Rp. 14.550.000,-

Prosentase laba normal/bulan 8,3%
Sumber : http://www.drn.go.id/index.php/en/47-artikel-iptek/5-teknik-penggemukan-kambing-domba


Managemen Dasar Penggemukan Ternak Kambing atau Domba agar Menguntungkan

Kambing sehatJudul  ‘Managemen Dasar Ternak Kambing atau Domba‘ kelihatannya seperti asing dan terkesan jelimet dengan hadirnya kata ‘managemen‘.  Penggunaan kata ‘managemen’ sebenarnya sih pertama, agar sedikit terlihat agak keren lah. Kedua, kata managemen lebih menggambarkan keseluruhan rangkaian kegiatan dalam memelihara kambing atau domba. Maksudnya gimana nih ?

Managemen secara singkat  dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, dimana didalamnya terdapat kegiatan penentuan target, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pemeliharaan, evaluasi kegiatan, dan tindakan yang diperlukan agar tujuan dari keseluruhan kegiatan tercapai. Terus hubungannya dengan kambing atau domba bagaimana ? Yaa…anda tinggal gabungkan saja maksudnya gimana, enteng kan ? Jadi singkatnya, meskipun kita ‘hanya’ memelihara kambing atau domba, kita tetap harus alias musti memiliki perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan yang terkendali agar tujuan kita memelihara ternak tercapai. Just it’s…


Nah, berikut saya mau bagi-bagi pengalaman mengenai Managemen dasar memelihara ternak kambing atau domba, secara garis besar saja ya supaya tidak boring membacanya.  Sumber tulisan adalah dari pengalaman Mitra HCS yang telah sukses meng-aplikasikannya. Ga percaya ? Nih anda bisa tonton dulu videonya DI SINI.

dombaDaging kambing, memiliki pangsa pasar sangat luas, demand atau permintaan pasar pun makin tinggi dari tahun ke tahun tanpa bisa diimbangi oleh supply yang memadai. Oleh karena itu, jangan heran apabila harganya pun naik melesat tinggi dari tahun ke tahun.  Apabila usaha ternak kambing atau domba menjadi salah satu pilihan anda, jangan pernah takut hasil ternak anda tidak laku dijual.
Bagi anda yang baru akan memulai ternak kambing, coba simak dulu deh tulisan berikut siapa tahu ada bagian yang anda lewatkan.  Dan bagi yang sudah dan sedang memulai, anggap saja tulisan ini sebagai bahan studi banding atau pelengkap pengetahuan anda.
Namun sebelum diteruskan, bagi anda yang mungkin bingung dengan perbedaan antara kambing dan domba, padahal sepertinya sama saja, dapat dibaca DI SINI.
Pada dasarnya, ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan dalam usaha ternak kambing/domba.  Berikut adalah beberapa faktor tersebut :

A. Penentuan Lokasi Ternak/Kandang

Lokasi ternak harus menjadi pertimbangan awal sebelum anda memulai.  Berikut ada beberapa faktor yang setidaknya harus menjadi perhatian

1. Teduh

Artinya ternak harus terlindung dari terpaan sinar matahari langsung secara berlebihan, tapi bukan berarti di tempat yang gelap (hehehe…). Teduh berarti kandang terutama ternak mendapat naungan yang teduh tapi cukup mendapat sinar matahari.

2. Sirkulasi udara lancar dengan suhu udara 35 C

Kandang atau tempat ternak diatur posisi lokasinya dengan sirkulasi udara yang dapat mengalir dengan baik. Sirkulasi udara yang baik memungkinkan ternak selalu mendapatkan udara yang segar dan suhu lingkungan pun dapat tetap terjaga.

3. Suasana Tenang

Bukan hanya kita manusia yang memerlukan suasana tenang, hewan ternak kita pun memerlukannya.  Suasana yang tidak tenang akan dengan mudah menyebabkan hewan ternak stress, sulit makan, dan mudah terserang penyakit.

4. Mendapat sinar matahari yang cukup

Lihat poin no.1

5. Bersih

Bersih pangkal sehat, semboyan ini berlaku juga untuk ternak berikut kandangnya.  Faktor kebersihan kandang ini rata-rata sering diabaikan oleh kebanyakan para peternak, padahal faktor ini sangat penting.  Kondisi kandang yang kotor merupakan tempat yang potensial tumbuhnya patogen atau sumber penyakit.  Kalau nantinya penyakit tersebut menyerang ternak, yang repot dan rugi adalah kita juga.  Kebersihan kandang dan lingkungan, selain untuk kepentingan kesehatan ternak, juga penting untuk kesehatan manusia dan makhluk hidup di sekitarnya.
Sebaiknya lakukan kegiatan membersihkan kandang dan lingkungan sekitar secara rutin.  Misalnya seminggu sekali, termasuk hewan kita.  Sediakan pula tempat khusus yang jaraknya cukup jauh untuk menyimpan limbah ternak.  Hindari tempat penyimpanan sementara limbah atau kotoran ternak yang terlalu dekat dengan kandang apalagi terlalu dekat dengan lokasi penyimpanan pakan.

B. Kandang

Bentuk dan ukuran kandang harus anda perhitungkan dengan mempertimbangkan jumlah hewan kambing atau domba yang akan diternak.  Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah juga sirkulasi udara, naungan yang memadai, kemudahan dalam memasukkan dan mengeluarkan hewan, kemudahan dalam pemberian dan konsumsi pakan, tersedia penampungan feses atau kotoran ternak berikut penampungan air seni hewan.
Luas kandang memperhitungkan luas area yang dibutuhkan oleh sejumlah hewan yang akan kita ternak.  Secara umum, untuk ternak kambing sejumlah  ekor, dibutuhkan luas kandang  meter persegi.  Sebagai gambaran, sebuah kandang dengan 10 ekor kambing/domba dewasa memerlukan :
  • Panjang  :  300 cm
  • Lebar      :  150 cm
jenis-kandang-kambingAnda bisa lihat nih foto kandang berikut sekedar buat contoh (sumber : sanjausaha)
Bentuk kandang yang standar adalah :
  • Berbentuk panggung
  • Ada tempat penampungan feses atau kotoran
  • Terdapat penampungan urine/air seni/air kencing
  • Tempat pakan dan minum
Secara umum, material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah kandang adalah : kayu, bambu, papan, atap dari asbes/genteng, batu bata dan pasir, dan paku

C. Pemilihan Bibit/Seleksi sesuai kriteria

Tentukan kambing atau domba jenis apa yang akan anda ternak.  Terdapat banyak jenis dan varian kambing atau domba di Indonesia.  Pilih berdasarkan tingkat pertumbuhan, biaya yang tersedia, dan juga kemudahan untuk mendapatkannya.  Beberapa jenis kambing maupun domba dapat anda lihat DI SINI.
Setelah ditentukan kambing atau domba jenis yang mana, tahap selanjutnya adalah seleksi bibit, ini perlu dilakukan agar hasil ternak terutama usaha penggemukan dapat berhasil.  Ciri-ciri berikut dapat anda pakai pada saat melakukan pemilihan bibit ternak :
  • Sehat
  • Mata terlihat cerah
  • Bulu sehat
  • Tidak ada cacat
  • Tidak terlihat indikasi terkena serangan penyakit
  • Mulut lebar, besar dan memanjang
  • Perut tidak buncit
  • Kerangka besar dan melebar
  • Punggung lurus dan memanjang
  • Cukup umur antara 4 s.d 8 bulan

D. Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi :
  1. Pembuatan Pakan Ternak.  Pakan ternak yang kita siapkan adalah dengan cara fermentasi hijauan menggunakan SOC HCS.  Cara pembuatan pakan fermentasi dari gedebog atau pohon pisang serta dari bahan baku lainnya dapat anda pelajari DI SINI
  2. Pemberian suplemen SOC. Dosis yang diberikan adalah 5 cc atau 1/2 tutup botol SOC dilarutkan dalam 15 liter air bersih, diberikan 2 kali sehari.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan, kandang, tempat pakan, tempat minum, tempat penampungan limbah ternak.
  4. Mengenali ciri-ciri penyakit ternak dan cara pencegahan serta pengobatannya. Untuk yang satu ini akan kita bahas pada tulisan berikutnya.
Sumber : http://organichcs.com/2014/02/27/managemen-dasar-penggemukan-ternak-kambing-atau-domba-agar-menguntungkan/

Mengetahui Jenis-jenis Kambing dan Domba di Indonesia

Tulisan berikut saya share dengan tujuan menambah pengetahuan kita tentang beberapa jenis kambing dan domba yang terutama diternakkan di Indonesia. Selain itu, semoga saja tulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan bagi anda sebelum memulai usaha ternak kambing maupun domba.
Jenis kambing maupun domba di Indonesia, selain jumlahnya semakin meningkat, juga dari segi jenis sangat beragam.  Jenis yang beragam dapat berasal dari introduksi dari luar Indonesia maupun hasil perkawinan silang dengan varietas lokal di Indonesia.  Berikut adalah beberapa jenis yang banyak terdapat di Indonesia.  Baiklah, mari kita mulai saja ya :

A. Kambing

1. Kambing Kacang

kambing kacang
Jenis kambing ini adalah salah satu ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia, kambing ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang tinggi pula. Kambing kacang jantan dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.

Ciri-ciri kambing kacang :

  • Memiliki tubuh yang relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.
  • Posisi telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.
  • Umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.
  • Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.
  • Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa mencapai 25 kg.
  • Tinggi kambing jantan 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.
  • Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.

2. Kambing Ettawa (Kambing Jamnapari)

Kambing EttawaKambing Ettawa atau dikenal juga dengan nama Kambing Jamnapari, merupakan jenis kambing unggul yang dapat diternakkan sebagai kambing penghasil susu maupun sebagai kambing penghasil daging.  Kambing Ettawa ini didatangkan dari India.

Adapun ciri-ciri kambing Ettawa :

  • Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang betina mencapai 92 cm.
  • Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.
  • Telinganya panjang dan terkulai ke bawah.
  • Dahi dan hidungnya cembung.
  • Kambing jantan maupun betina bertanduk pendek.
  • Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

3. Kambing Jawarandu

kambing jawarandu
Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Kambing ini merupakan hasil silangan dari kambing peranakan Ettawa dengan kambing Kacang, namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk menghemat biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan dan diambil susunya. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.

Ciri-ciri kambing Jawarandu :

  • Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.
  • Baik jantan maupun betina bertanduk.
  • Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
  • Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.

 4. Kambing PE (Peranakan Etawa)

Peranakan Ettawa
Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal/Kacang, dengan tujuan lebih mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Kambing ini dikenal sebagai kambing PE (Peranakan Etawa), dan saat ini juga dianggap sebagai kambing Lokal.
Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia. Tanda-tanda tubuhnya berada diantara kambing Kacang dan kambing Etawa. Jadi ada yang lebih ke arah kambing Etawa, dan sebagian ada yang lebih ke arah kambing Kacang.
Kambing ini awalnya tersebar di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, dan saat ini hampir di seluruh Indonesia. Pejantan mempunyai sex-libido yang tinggi, sifat inilah yang membedakan dengan kambing Etawa.

Ciri-ciri kambing Peranakan Etawa :

  • Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.
  • Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina mencapai 63 kg.
  • Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar
  • Dahi dan hidungnya cembung.
  • Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.
  • Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
  • Kambing Peranakan Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

5. Kambing Boer

Kambing BoerHabitat Kambing Boer aslinya berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata “Boer” artinya petani. Kambing Boer merupakan kambing pedaging yang sesungguhnya karena pertumbuhannya sangat cepat.
Kambing ini pada umur lima hingga enam bulan sudah dapat mencapai berat 35 – 45 kg, dengan rata-rata pertambahan berat tubuh antara 0,02 – 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Kambing Boer jantan akan tumbuh dengan berat badan 120 – 150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun), sedangkan Betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 – 90 kg. Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk.
Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya.
Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.
Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat celcius) hingga sangat panas (43 derajat celcius) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Tahan terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah mereka adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, tanaman semak daripada rumput.
Kambing Boer Jantan
Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali. Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi dengan pantat yang berotot. Boer jantan dapat kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Mereka berbau tajam karena hal ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8 – 10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 – 3 tahun) dapat melayani 30 – 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini hingga selama 7 – 8 tahun.
Kambing Boer Betina
Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Ia dapat dikawinkan pada umur 10 – 12 bulan, tergantung besar tubuhnya. Kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan. Ia mampu melahirkan anak-anak tiga kali dalam dua tahun. Betina umur satu tahunan dapat menghasilkan 1 – 2 anak. Setelah beranak pertama, ia biasanya akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat.
Boer induk menghasilkan susu dengan kandungan lemak sangat tinggi yang cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2½ – 3½ bulan induk mulai kering. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, tetapi kadangkala tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak musiman, ia dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat disebut “flagging”. Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5 – 8 tahun.

6. Kambing Saanen

Kambing Saanen
Kambing Saanen ini aslinya berasal dari lembah Saanen, Swiss (Switzerland) bagian barat. Merupakan salah satu jenis kambing terbesar di Swiss dan penghasil susu kambing yang terkenal. Sulit berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap matahari. Oleh karena itu di Indonesia jenis kambing ini disilangkan lagi dengan jenis kambing lain yang lebih resisten terhadap cuaca tropis dan tetap diberi nama kambing Saanen, antara lain dengan kambing peranakan etawa.

Ciri-ciri kambing Saanen :

  • Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung, telinga dan di kelenjar susu.
  • Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.
  • Telinganya sederhana dan tegak ke sebelah dan ke depan.
  • Ekornya tipis dan pendek.
  • Jantan dan betinanya bertanduk.
  • Berat dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg – 63kg (Betina), tinggi ideal kambing ini 81 cm dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya 81 kg.
  • Produksi susu 740 kg/ms laktasi.

7. Kambing Gembrong

Kambing GembrongKambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. 
Pertama kali melihat hewan ini seperti melihat anjing berbulu panjang dan lebat, padahal kambing. Melihat badannya memang mirip kambing, tetapi bila melihat bulunya yang lebat mirip anjing. Dari badan hingga kepala, hewan ini juga hampir tertutup seluruhnya oleh bulu. Itulah kambing Gembrong, kambing asal Bali yang hampir punah.
Ciri khas kambing Gembrong jantan berbulu panjang lebat dan mengkilap, yang tumbuh mulai dari kepala hingga ekor. Bila dibiarkan, panjang bulu bisa mencapai 25—30 cm. Setiap 12—16 bulan sekali, bulunya mesti dicukur. Jika tidak, bulu bagian kepala dapat menutupi mata dan telinga, sehingga akan mempersulit kambing saat makan.
Sedangkan bentuk dan ukuran tubuh kambing betina mirip kambing kacang. Tapi pada bagian bawah perut melebar. Kambing gembrong betina juga bertanduk, namun lebih pendek dan oval. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.
Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih sebagian berwarna coklat muda dan coklat. Pola warna tubuh kebanyakan satu warna, sebagian lagi dua – sampai tiga warna. Tinggi kambing (gumba) 58 – 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32-45 kg. Kambing jantan berjumbai pada dahi. Jumbai terkadang menutup mata dan muka kambing.
Kambing gembrong ini dulunya merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki. Kedua jenis kambing itu masuk ke Bali dari luar negeri sebagai hadiah untuk seorang bangsawan Bali, yang kemudian berkembang sampai sekarang di daerah Bali.
Beberapa peternak mencoba menyilangkan kambing Gembrong dengan kambing Peranakan Ettawah (PE). Dari persilangan itu dihasilkan kambing gettah alias gembrong ettawah.

8. Kambing Boerawa

Kambing BoerawaKambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Peranakan Etawah (PE) betina.
Ternak hasil persilangan kedua jenis kambing tadi disebut dengan Boerawa yakni singkatan dari kata Boer dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

 

9. Kambing Muara

Kambing MuaraKambing ini dapat dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara di Propinsi Sumatera Utara. 
Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak kambing 4 ekor.

10. Kambing Kosta

Kambing KostaLokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini dulunya terbentuk dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing impor).
Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu sampai hitam. Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang umumnya didominasi oleh warna putih.
Kambing Kosta terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan disekitarnya serta ditemukan pula dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Selama ini masyarakat hanya mengenal Kambing Kacang sebagai kambing asli Indonesia, namun karena bentuk dan performa Kambing Kosta menyerupai Kambing Kacang, sering sulit dibedakan antara Kambing Kosta dengan Kambing Kacang, padahal bila diamati secara seksama terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut.

11. Kambing Marica

Kambing MaricaKambing Marica adalah suatu variasi lokal dari Kambing Kacang yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement).
Daerah populasi kambing Marica dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing Marica punya potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya memakan rumput-rumput kering di daerah tanah berbatu-batu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding telinga kambing kacang. Tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.

12. Kambing Samosir (Kambing Putih, Kambing Batak)

Kambing SamosirBerdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini dipelihara penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. 
Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk bahan upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat. Kambing yang dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.
Tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26 – 32 kg; panjang badan 57 – 63 cm; tinggi pundak 50 – 56 cm; tinggi pinggul 53 – 59 cm; dalam dada 28 – 33 cm dan lebar dada 17 – 20 cm.
Berdasarkan ukuran morfologi tubuh, kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Pemberian nama kambing Samosir pada saat ini masih secara lokal dan dikenal dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak.

B.  Domba

1. Domba Garut (Domba Priangan)

Domba GarutMenurut para pakar domba seperti Prof. Didi Atmadilaga dan Prof. Asikin Natasasmita, bahwa Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut.
Sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan dari Domba Merino.
Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di Priangan (Jawa Barat), terutama di daerah Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan.

Ciri-ciri domba garut :

  • Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
  • Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.
  • Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
  • Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.
  • Keunggulan domba priangan ini adalah kulitnya merupakan salah satu kulit dengan kualitas terbaik di dunia, selain itu dengan leher yang kokoh dan tubuh yang besar, kuat, domba ini sesuai untuk domba aduan. Keunggulan lainnya adalah penghasil daging yang sangat baik dan mudah dipelihara.

 2. Domba Texel Wonosobo (Dombos)

Domba Texel WonosoboDomba Texel atau juga dikenal dengan nama Dombos yang artinya Domba Texel Wonosobo. Pada bulan Juli 2009, peternak di Lampung Timur mendatangkan 75 ekor betina dan 1 pejantan domba Texel yang didatangkan dari daerah Dieng Wonosobo, dan ternyata dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah Lampung Timur yang bersuhu panas.
Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 ekor Domba Texel dari Belanda dan dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah (Baturaden Banyumas dan Tawangmangu Solo) dan Jawa Timur, tetapi daerah tersebut tidak mampu mengembangkannya. Akhirnya tahun 1957, dipindahkan ke Daerah Wonosobo. Ternyata penduduk Wonosobo mampu mengembangkan Domba Texel tersebut, akhir tahun 2006 populasi mencapai 8.753 ekor.
Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu : Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.
Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur 15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter genetik yang cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel telah banyak memberi kontribusi genetik terhadap domba-domba lokal melalui proses kawin silang, menghasilkan domba domba persilangan yang potensial sebagai penghasil daging.
Kendala pengembangan Domba Texel justru karena tingginya permintaan dari luar daerah yang disinyalir untuk di ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga Domba Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedagang Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak dikendalikan, bisa mengancam terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain, perkembang biakan Domba Dexel masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya Produsen Frozen semen Domba Texel.
Pemerintah telah berupaya melestarikan Domba Texel melalui Program Village Breeding Centre (VBC) Domba Texel yang meliputi kegiatan pendataan, droping Domba Texel Gaduhan Pemerintah, sosialisasi dan promosi pelestarian maupun teknik budidaya serta pelatihan pengolahan bulu, kulit dan daging Domba Texel.

3. Domba Batur Banjarnegara (Domas)

Domba Batur Banjarnegara (Domas)Domba Batur (atau Domas) sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel. Pada 1984, kelompok tani ternak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berusaha menyilangkan domba bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba asal Tapos dan domba lokal menghasilkan keturunan yang oleh warga dinamai domba Batur atau Domas.
Pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara dan menjadi ikon Banjarnegara, dan sejak tahun 2009 mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera.
Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil daging yang baik.

Ciri-ciri Domba Batur :

  • Tubuhnya besar dan panjang.
  • Kaki cenderung pendek dan kuat.
  • Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk.
  • Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal.
  • Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba.
  • Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm.
Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk, pada umur dua tahun domba jantan umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang bagus dapat mencapai bobot 140 kg. Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan pejantan.
Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi. Dagingnya lebih empuk dan lemaknya lebih tinggi. Untuk sate lebih bagus.
Domba Batur mulai dapat dikawinkan pada umur 8 bulan saat si betina mencapai bobot 50—60 kg. Satu ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina. Betina bunting selama lima bulan dan rata-rata jumlah anaknya 1,5 ekor per kelahiran.

4. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)

Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed sheep.
Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Ciri-ciri domba ekor tipis :

  • Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg.
  • Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain.
  • Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak.
  • Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung.
  • Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak bertanduk.
Keunggulan domba ekor tipis ini adalah bersifat prolific (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran), mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu beradaptasi pada daerah tropis dan makanan yang buruk.

5. Domba Ekor Gemuk (Domba Kibas)

Domba Ekor Gemuk (Domba Kibas)Domba Ekor Gemuk dikenal juga dengan nama Domba Kibas (di Jawa), juga dikenal sebagai domba Donggala, yang sekarang sudah dipatenkan menjadi domba ekor gemuk lokal Palu dari Sulawesi Tengah. Domba ini berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.
Pada awalnya domba Ekor Gemuk berkembang di Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (terutama di Lombok). Namun saat ini sudah berkembang di seluruh Indonesia.
Domba ini beradaptasi dan tumbuh lebih baik di daerah beriklim kering.
Ciri-ciri domba ekor gemuk :
  • Bentuk badannya sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya.
  • Berat domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina 25-50 kg.
  • Tinggi badan pada jantan dewasa antara 52 – 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 47 – 60 cm.
  • Warna bulu wolnya putih dan kasar.
  • Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim paceklik.
  • Dada terlihat serasi dan kuat seperti bentuk perahu, ke empat kakinya kalau jalan agak lamban karena menanggung berat badan dan ekornya yang gemuk.
  • Umumnya domba jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk kecil, sedangkan yang betina tidak bertanduk.
  • Keunggulan Domba Domba ekor gemuk ini adalah tahan terhadap panas dan kering.

6. Domba Hampshire

Domba HampshireDomba Hampshire dikembangkan di daerah Hampshire, Inggris, pada abad ke-19 melalui persilangan antara domba Southdown jantan dengan domba betina keturunan Wiltshire Horn dan Berkshire Knot.

Ciri-ciri Domba Hampshire :

  • Wajah berwarna gelap
  • Bulu panjang dan tebal berwarna coklat.
  • Telinga agak melengkung.
  • Kaki berwarna hitam dan tidak ditutupi wol

7. Domba Polwarth

Domba PolwarthDomba Polwarth merupakan tipe dual-purpose, dikembangkan di Victoria, Australia sejak tahun 1880. Merupakan persilangan antara Merino (75%) dan Lincoln (25%).
Domba Polwarth memiliki tubuh yang besar, tegap, pemeliharaannya mudah dan memiliki produktivitas wool yang tinggi dengan serat bulu berdiameter antara 22-25 mikron.

8. Domba Portland

Domba PortlandDomba Portland berasal dari Inggris dan merupakan salah satu breed Dorset.
Bertubuh kecil dan dipenuhi oleh wool kecuali pada bagian wajah dan kaki bagian bawah yang berwana kecoklatan. Domba yang baru lahir berwarna dan berwarna agak keputih-putihan atau abu-abu selama beberapa awal bulan kehidupan. Tanduk muncul setelah dewasa dan berbentuk spiral.

9. Domba Rambouillet

Domba Rambouillet berasal dari Prancis disebut juga Merino Prancis. Domba Rambouillet merupakan tipe dwiguna.

Domba RambouilletCiri-ciri Domba Rambouillet :

  • Badan besar, dalam, lebar dan padat dengan tulang-tulang yang kuat.
  • Kepala tegak.
  • Domba jantan bertanduk besar sedangkan betina tidak bertanduk.

10. Domba Norwegia (Villsau)

Domba NorwegiaDomba Norwegia merupakan domba primitif yang hidup di daerah Norwegia dan Skandinavia.
Memiliki muka yang kecil dengan kaki yang bagus dan bulu yang berwarna hampir putih sampai keabu-abuan, cokelat gelap dan hitam. Berat jantan dewasa sekitar 43 kg dan betinanya 32 kg.

11. Domba Southdown

Domba SouthdownDomba Southdown berasal dari Inggris dan merupakan tipepedaging.

Ciri-ciri Domba Southdown :

  • Tubuh kecil, lebar dan dalam, bentuk bulat, daging padat dan kaki pendek.
  • Garis punggung lurus, leher pendek dan tebal.
  • Telinga pendek dengan ujung bulat dan tidak bertanduk.

Demikian beberapa jenis kambing dan domba yang banyak diternakkan baik untuk tujuan penggemukan maupun untuk menghasilkan susu.  Semoga dapat bermanfaat.

Sumber : http://organichcs.com/2014/04/04/mengetahui-jenis-jenis-kambing-dan-domba-di-indonesia/